Selasa, 28 September 2010

Hari yang sama di Tahun-tahun yang lalu...

 Tahukah saudara pada tanggal ini, 60 tahun lalu tepat di tahun 1950 Republik Indonesia diterima sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan nomor urut 60.
Menarik untuk disimak karena pada 31 Desember 1964,  Indonesia mengundurkan diri dari PBB karena terlibat Konfrontasi dengan Malaysia. Itu merupakan buntut kekecewaan dari seorang Ir.Soekarno karena menganggap negara Malaysia merupakan negara boneka buatan penjajah Inggris, dan mencaplok sebagian wilayah Kalimantan masuk ke dalam negara Malaysia. Sampai saat ini pun kedua negara masih sering berkonfrontasi dan saling sikut demi mempertahankan kedaulatannya.
Pada hari ini di tahun 1966 juga,akhirnya Indonesia kembali aktif di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan mengikuti Sidang Majelis Umum. Dr. H. Roeslan Abdoelgani kemudian diangkat Kepala Perwakilan Tetap Republik Indonesia, di PBB.

Minggu, 26 September 2010

Analisis dan Desain Sistem

Pengembangan Sistem : Enam Fase Analisis dan Desain Sistem
*Apa saja fase siklus hidup pengembangan system?
Tidak semua kesalahan sama besarnya. Tingkat kesalahan computer bisa beragam dari kecil hingga yang paling menyedihkan. Contoh ini menunjukkan betapa pentingnya perencanaan, khususnya ketika organisasi mencoba meluncurkan system baru. Cara terbaik untuk menghindari kesalahan tertentu adalah dengan menerapkan analisis dan desain system.
*Tujuan Sistem
Bagaimana seharusnya mendefenisikan sebuah system dan apa tujuannya??
Sistem ialah kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan. Sekalipun tidak bekerja dengan sangat baik, tetap saja merupakan suatu system.
Tujuan analisis dan desain system adalah untuk memastikan bagaimana suatu system bekerja dan kemudian mengambiltindakan untuk menjadikannya lebih baik.
*Membuat Proyek Berjalan: Bagaimana Memulainya dan siapa saja yang terlibat?
Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk harus diubah merupakan awal untuk melakukan sebuah proyek. Ada 3 jenis partisipan dalam proyek :
Pengguna : Sistem yang seadang dibahas harus selalu dikembangkan dengan banyak berkonsultasi dengan pengguna atau pelanggan. Jika keterlibatan pengguna tidak memadai makas system akan gagal Karen kurangnya penerimaan.
Manajemen : Manager dalam organisasi juga harus diajak berkonsultasi mengenai system.
Staf Teknis : Anggota Departemen Sitem Informasi (SI) perusahaan, yang terdiri tas analisis dan programmer system harus dilibatkan. Alasanya, karena merekalah yang mengeksekusi proyek.
Proyek yang rumit memerlukan satu atau beberapa analisis sitem. Analisis system ialah seorang spesialis informasi yang melakukan analisis , desain, dan implementasi sitem. Tugas analisis ialah mempelajari kebutuhan komunikasi dan informasi dan menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk mengirimkan informasi yang lebih baik kepada yang memerlukan.
*Enam Fase Analisis dan Desain Sistem
Apa saja enam fase siklus hidup pengembangan system??
Analisis dan desain system merupakan prosedur pemecahan maslah yang terdiri dari enam fase untuk meneliti system informasi dan meningkatkannya.Keenam fase tersebut membentuk apa yang disebut siklus hidup pengembangan system. Siklus hidup pengembangan system (SDLC) adalah proses langkah demi langkah yang diikuti oleh banyak organisasi selama analisis dan desain system.
Fase Pertama : Melakukan Investigasi Awal
Empat langkah yang ada pada fase pertama?
Tujuan dari fase pertama ini adalah melakukan analisis awal, mencari alternative solusi, mendeskripsikan biaya dan keuntungn, dan menyerahkan rencana awal dengan beberapa rekomendasi. Empat langkah fase pertama ialah:
1. Melakukan analisis awal, anda perlu mencari apa yang menjadi tujuan organisasi dan sifat serta cakupan masalah, selanjutnya melihat apakah masalah yang dipelajari cocok dengan tujuan tersebut.
2. Mengajukan solusi-solusi alternative, Solusi-solusi alternative bisa diperoleh dengan mewawancarai orang dalm organisasi, klien ayau pelanggan yang terpengaruh oleh system, pemasok dan konsultan.
3. Mendeskripsikan biaya dan keuntungan , anda perlu mendaftarkan biaya maupun keuntungan secara terperinci. Biaya akan tergantung dari keuntungan yang bisa menawarkan penghematan.
4. Menyerahkan rencana awal, Semua yang anda temukan digabung dalam suatu laporan tertulis, pembaca laporan ini bisa saja eksekutif yang punya wewenang untuk memutuskan dan menjalankan proyek. Anda harus mendeskripsikan solusi-solusi potensial, biaya, dan keuntungan dan memberikan rekomendasi bagi anda.
Fase Kedua : Menganalisis Sistem
Tiga langkah dalam menganalisis system
Tujuan dari fase kedua ini adalah mengumpulkan data, menganalisis data, dan menuliskan laporan. Dalam fase ini, anda akan mengikuti arahan dari pihak managemen setelah mereka membaca laporan (fase pertama). Pihak manajemen memberi perintah untuk menganalisis atau mepelajari system yang sudah ada untuk memahami perbedaan system baru dengan system yang sudah ada. Tiga langkah pada tahap ini ialah:
1. Mengumpulkan data, dalam upaya mengumpulkan data, anda akan meninjau dokumen tertulis, mewawancarai pegawai dan manager, membuat kuesioner dan mengobservasi rang dan proses-proses di tempat kerja.
2. Menganalisa data, data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Ada banyak piranti analitik yang dapat dipakai, piranti pemodelan memungkinkan analisis system menampilkan representasi system dalam bentuk gambar, misal data flow diagram atau diagram aliran data. Dan Perangkat CASE (Computer Aided Software Engineering) adalah program yang mengotomatisasi berbagai aktivitas SDLC. Contoh programnya ialah Analyst Pro, Visible Analyst dan System Architect.
3. Menulis laporan, perlu membuat laporan setelah selesai melakukan analisis. Ada 3 bagian, yang pertama, harus menjelaskan cara bekerja system yang sudah ada. Kedua, harus menjelaskan masalah-masalah pasa system yang ada. Ketiga harus mendeskripsikan ketentuan-ketentuan untuk system baru dan memberikan rekomendasi tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Fase Ketiga : Mendesain Sistem
Tiga langkah ketika mendesain system
Tujuan fase ini adalah membuat desai awal, lalu desain yang detail, dan membuat laporan.
1. Membuat desain awal, desin awal mendeskripsikan kpabilitas fungsional secar umum dari system system informasi yang diusulkan. Perangkat yang digunakan pada fase ini adalah perangkat CASE dan perangkat lunak managemen proyek. Prototyping juga digunakan pada tahap ini,prototyping ialah pengguna workstation, perangkat CASE dan aplikasi perangkat lunak lain untuk membuat model kerja dari komponen system sehingga system baru bisa segera diuji dan dievaluasi. Jadi prototype adalah system dengan kemapuan kerja terbatas yang dikembangkan untuk menguji konsep-konsep desain.
2. Membuat desain yang detail, desain yang detail menggambarkan bagaimana sistem informasi yang diusulkan mampu memberikan kapabilitas yang digambarkan secara umum dalam desain awal.
3. Menulis laporan, semua pekerjaan dala desain awal dan desain yang detail akan dikemas dalam laporan yang terperinci. Anda bisa melakukan persentasi atau diskusi saat menyerahkan laporan ini kepada manajemen senior.
Fase Keempat : Mengembnagkan Sistem
Tiga langkah yang diperlukan dalam mengembangkan system
1. Mengembangkan atau mendapatkan perangkat lunak, analisis system harus membuat keputusan yang disebut keputusan “membuat-atau-membeli’. Dalam keputusan tersebut, anda menentukan apakah akan membuat program – menulis sendiri – atau embelinya, yang artinya hanya tinggal membeli paket perangkat lunak yang sudah ada.
2. Mendapatkan perangkat lunak, setelah memilih perangkat lunak, maka selanjutnya meng-uprade perangkat keras untuk menjalankan perangkat lunak tersebut. Namun bisa saja system tidak membutuhkan perangkat keras, atau perangkat keras tersebut dapat disewa tanpa harus dibeli.
3. Menguji system, dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang telah diperoleh,maka dilakukan pengujian. Biasanya dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
Pengujian unit : kinerja dari masing-masing bagian diteliti dengan menggunakan data uji (disusun atau sampel). Jika program ditulis sebagai usaha kerja sama dari banyak programmer, maka masing-masing bagian dari program diuji terpisah.
Pengujian system : bagian-bagian dihubungkan bersama-sama dengan menggunakan data uji untuk mengetahui apakah bagian-bagian itu dapat bekerja sama. System juga dapat diuji dengan data sesungguhnya dari organisasi.
Fase Kelima : Mengimplementasikan system
1. Konversi ke system baru, proses transisi dari system informasi yang lama ke yang baru, melibatkan konversi perangkat keras, perangkat lunak, dan file. Ada 4 strategi untuk melakukan konversi,yaitu :
Implementasi langsung : pengguna hanya berhenti menggunakan system yang lama dan mulai mengguanakn yang baru.
Implementasi parallel : Sistem lama dan system yang baru berjalan berdampingan sampai system baru menunjukkan keandalannya di saat system lama tidak berfungsi lagi.
Implementasi bertahap : bagian-bagian dari system baru dibuat dalam fase terpisah-entah waktu yang berbeda(parallel) atau sekaligus dalam kelompok-kelompok (langsung).
Implementasi pilot : seluruh system dicoba, namun hanya oleh beberapa pengguna. Stelah keandalannya terbukti barulah system bisa diimplementasikan pada pengguna lainnya.
2. Melatih pengguna, ada banyak piranti yang bisa digunkan membuat pengguna membuat pengguna mengenal system baru dengan baik,dari dokumentasi hingga video tape hingga pelatiah diruang kelas secara langsung ataupun satu per satu.
Fase Keenam : Memelihara Sistem
Pemeliharaan system ialah menyesuaikan dan meningkatkan system dengan cara melakukan audit dan evaluasi secara periodic dan dengan membuat perubahan berdasarkan kondisi-kondisi baru. Meskipun pengonversian sudah lengkap, bahkan pengguna sudah dilatih, system tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Inilah tahap dimana system harus dimonitor untuk memastikan bahwa system itu berhasil. Pemeliharaan tidak hanya menjaga agar mesin tetap berjalan, namun juga meng-upgrade dan meng-update system agar bisa mengikuti perkembangan produk, jasa, layanan, peraturan pemerintah, dan ketentuan lain yang baru.
Setelah beberapa saat, biaya pemeliharaan akan meningkat seiring makin banyaknya usaha untuk mempertahankan system agar tetap responsive terhadap kebutuhan pengguna. Dalam beberapa hal, biaya pemeliharaan ini bisa membengkak, menandakan bahwa sekaranglah saat yang tepat untuk memulai lagi SDLC

source : http://hilda_kamaruddin.students-blog.undip.ac.id/2009/06/10/hello-world/#more-1

disini saya akan menjelaskan tentang SDLC perakitan mobil dimulai dari analisis, disain, implementasi, maintenance, analisis

1. Analisis
disini saya melakukan survey mengenai disain mobil, kerangka mobil, spare part, disain interior

2. Disain
melakukan perancangan interface terhadap inputan pada sistem yang dipilih dan bagaimana ketika seorang karyawan meng-inputkan beberapa nilai ke dalam variable dan mesin dapat merakit beberapa komponen menjadi sebuah mobil

3. Implementasi
menerapkan bahasa pemrograman yang akan dipakai, database, serta spesifikasi perlatan komputer yang digunakan., mereka menggunakan komputer yang cangih salah satunya berbasis intel quad core dengan RAM 4GB . Mereka menggunakan database bernama SAP dimana database tersebut berisi semua data dari bagian-bagian yang ada didalam perusahaan (tidak hanya penjualan).

4. Maintenance
melakukan beberapa pengecekan terhadap aplikasi serta mesin-mesin secara berkala (+1kuartal atau 6bulan bila tidak ada trobel yang penting), jika terdapat masalah mereka akan memperbaikinya dan melakukan analisis kembali terhadap sistem yang ada.

Sumber : http://rivaisoelaiman.blogspot.com/

Pengenalan Dasar Sistem

a.    Pengertian Sistem
Menurut W. Gerald Cole, Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Adapun prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.
Sedangkan Steven A. Moscove, mendefinisikan Sistem Informasi Akuntansi sebagai suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti investor dan  kreditor) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen).
b.    Pengertian Informasi
Ada banyak pengertian Informasi yang dapat kita ketahui antara lain
•    Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya.
•    Biaya dihubungkan dengan proses informasi
•    Proses Informasi harus daiatur untuk mendapatkan keunggulan potensial informasi
c.    Tujuan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
1.    Menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2.    Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada.
3.    Memperbaiki tiongkat keandalan informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4.    Mengurangi biaya klerikal dalam menyelenggarakan catatan akuntansi
d.    Kategori Sistem Informasi Informasi
Transaction processing systems (TPS)
Office automation systems (OAS)
Knowledge work systems (KWS)
Management information systems (MIS)
Decision support systems (DSS)
Expert systems (ES)
Group decision support systems (GDSS)
Executive support systems (EES)
e.    Analisa Perancangan Sistem
Analisa dan perancangan sistem adalah sebuah pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi masalah, kesempatan, tujuan; analisa aliran informasi organisasi; dan merancang sistem informasi terkomputer untuk menyelesaikan sebuah masalah
f.    Fungsi Analisi Perancangan Sistem
•    Sebagai Konsultan Bisnis
•    Men-support para expert dalam berbisnis
•    Agen Perubahan
g.    Siklus Hidup Pengembangan Sistem terdiri atas 7 fase antara lain :
•    Fase 1 yang terdiri atas Pengenalan dan Keterlibatan Personal
•    Fase 2 mengenai bagaimana Menentukan Kebutuhan Informasi dan  Keterlibatan Personal
•    Fase 3 mengenai bagaimana Menganalisa Kebutuhan Sistem, dan Keterlibatan Personal
•    Fase 4 Mengenai Merancang system yang direkomendasikan dan Personnel Involved
•    Fase 5 Mengembangkan dan Mendokumentasikan Program serta Keterlibatan Personal
•    Fase 6 mengenai Testing dan Implementasi Sistem serta Keterlibatan Personal
•    Fase 7 Implementasi dan Evaluasi Sistem dan Keterlibatan Personal

Sumber : http://itryramli.wordpress.com/

Jumat, 24 September 2010

Sejarah Singkat Kodam III SILIWANGI

Pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah RI mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ). Selaras dengan anjuran tersebut, di Jawa Barat di bentuk Komandemen I TKR yang membawahi 3 Divisi Yaitu :

Divisi I, meliputi Karesidenan Banten dan Bogor dengan markas Komando berkedudukan di Serang di bawah pimpinan Kolonel Kyai Sam'un.

Divisi II, Meliputi Karesidenan Jakarta dan Cirebon dengan Markas Komando berkedudukan di Linggar jati dibawah pimpinan Kolonel Asikin.

Divisi III, meliputi Karesidenan Priangan dibawah pimpinan Kolonel Aruji Karta Winata berpusat di Bandung.
  Pada tanggal 20 Mei 1946 ketiga divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama "Divisi Siliwangi" dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution, dan saat itu markas Komando Divisi berada di Tasikmalaya, momentum inilah yang dijadikan titik tolak hari jadi Kodam III/Siliwangi.
          Organisasi Kodam III/Siliwangi selama kurun waktu 1946 sampai sekarang mengalami beberapa perubahan sebagai berikut :
 
a.          Divisi Siliwangi (tanggal 20 Mei 1946) dengan markas Komando Divisi di jalan Sutisna Sanjaya Tasikmalaya pimpinan Kolonel A.H. Nasution (dijadikan hari jadi Kodam III/Siliwangi).
b.          Tentara dan Teritorium III/Siliwangi berdasarkan penetapan KASAD Nomor : 83/KSAD/PNT/50 nama Divisi Siliwangi diganti menjadi Tentara dan Teritorium III/Siliwangi meliputi wilayah Jawa Barat berkedudukan di Bandung dengan Panglimanya Kolonel Sadikin.
c.          Komando Daerah Militer VI/Siliwangi (Kodam VI/Siliwangi) berdasarkan penetapan KASAD Nomor : 0-5 tanggal 5 Agustus 1958 atau keputusan KASAD Nomor : KPT 952/10/1959 tanggal 24 Oktober 1959 Teritorium III/Siliwangi berubah menjadi Kodam VI/Siliwangi berkedudukan di Bandung.
d.           Komando Daerah Militer III/Siliwangi berdasarkan No. Sprin/346/II/1985 tanggal 12 Pebruari 1985 atau keputusan KASAD No. Skep/131/II/1985 tanggal 12 Pebruari 1985 Kodam VI/Siliwangi diganti menjadi Kodam III/Siliwangi sampai sekarang.

Kisah Heroik Pasukan SILIWANGI

Hijrah Siliwangi
SILIWANGI HIJRAH KE JAWA TENGAH. Disaat perjuangan perlawanan terhadap Belanda di Jawa Barat sedang memuncak dan inisiatif ditangan kita, pihak Belanda sekali lagi memaksa diadakannya perundingan yang diselenggarakan diatas

          Kapal "Renville" yang sedang berlabuh di teluk Jakarta pada tanggal 17 Januari 1948. Isi perjanjian Renville itu antara lain adalah bahwa : Mengharuskan pasukan Siliwangi Hijrah ke Jawa Tengah ke daerah-daerah yang masih di kuasai oleh RI. Dipandang dari segi Politik, secara militer dan segi ekonomi sangat merugikan Republik Indonesia khususnya TNI.

          Dari segi politik persetujuan Renville tersebut berarti pengakuan RI secara "De Jure" atas kedaulatan Kerajaan Belanda atas tanah air kita. Sedangkan dipandang secara militer perjuangan itu berarti menyerahkan kantong-kantong gerilya kita yang tidak dapat direbut Belanda itu kepada pihak Belanda sehingga kita menjadi terkepung.


          Dipandang dari segi ekonomi persetujuan itu berarti kita menerima keadaan bahwa semua kota-kota besar, pusat-pusat produksi dan perdagangan keluar, telah berada pada tangan Belanda, ekonomi kita berada dalam keadaan terkepung, terblokade dan terjepit.
          Pada saat menjelang hijrah unsur-unsur pimpinan Divisi Siliwangi terdiri dari :
Panglima Divisi Kolonel A.H. Nasution, Kepala Staf Kolonel Hidayat, Komandan Brigade-I/Tirtayasa di Banten Letkol Dr. Arie Sudewo yang menggantikan Letkol Suganda Brata Manggala, Komandan Brigade-II/Suryakencana di Sukabumi Letkol A.E. Kawilarang. Komandan Brigade-III/Kiansantang di Purwakarta Letkol Sidik Brata Kusumah, Komandan Brigade-IV/Guntur di Bandung Selatan Letkol Daan Yahya. Komandan Brigade-V/Sunan Gunung Jati di Cirebon Letkol Abimanyu.
          Didalam melaksanakan perintah Hijrah dari pemerintah pusat tidak semua unsur jajaran Divisi Siliwangi digerakkan berhijrah. Misalnya Brigade-I/Tirtayasa tidak disertakan dalam gerakan hijrah, karena masih menguasai keadaan sepenuhnya. Demikian pula berbagai unsur badan perjuangan ada yang tinggal di Kampung halaman, akibat dari adanya perintah hijrah ini pasukan Siliwangi/Divisi Siliwangi kehilangan kesempatan untuk mencicipi kemenangan dalam menanggulangi agresi Militer Belanda yang pertama di Jawa Barat, tetapi juga menyebabkan Divisi Siliwangi tersebar dan harus terlempar dari kampung halamannya sendiri.
          Pada tanggal 22 Pebruari 1948, telah selesai dihijrahkan kurang lebih 29.000 prajurit Siliwangi meninggalkan kantong-kantong gerilya di Jawa Barat. Route perjalanan hijrah terbagi dua jalur yaitu melalui jalan darat dengan menggunakan kereta api dan melalui laut dengan kapal laut.
          Setelah hijrah, lalu datang perintah adanya rekonstruksi dan rasionalisasi untuk ketigakalinya bagi Siliwangi. Ini dirasakan berat bagi Siliwangi terutama bagi anggota yang tidak masuk dalam formasi sehingga harus berpisah dengan teman sejawat dan pimpinan yang dicintainya. Akibat kesedihan dan cobaan yang cukup berat melahirkan lagu yang kemudian menjadi Mars Siliwangi, yang terus dilantunkan selama hijrah. Lagu Mars Siliwangi ini bukanlah ciptaan satu orang tetapi hasil karya dari beberapa orang. Ide untuk menciptakan lagu ini datang dari Kapten Cecep Aryana (Perwira Staf Divisi Siliwangi) dan Letnan Sunar Pirngadi, ide tersebut muncul disaat berada di kapal MS Plancius yang mengangkut sebagian prajurit Siliwangi yang melaksanakan hijrah ke Jawa Tengah.
          Dalam masa hijrah ini Siliwangi dihadapkan lagi pada satu ujian berat, karena di saat RI tengah menghadapi ancaman dari Belanda, tiba-tiba PKI Muso di Madiun pada tanggal 18 September 1948 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah RI. Kali ini sejarah mengukir bagaimana Siliwangi berhasil menumpas pemberontakan PKI Muso dalam kondisi yang minim untuk suatu operasi yang sangat penting.

Long March Siliwangi

          Belum lagi putra-putra Siliwangi melepaskan lelahnya setelah melaksanakan operasi penumpasan terhadap PKI Muso, tiba-tiba saja pihak Belanda melancarkan agresi militer ke II terhadap Ibu Kota RI Yogyakarta. Pihak Belanda mengatakan kepada komisi jasa PBB, bahkan pihaknya mulai tanggal 19 Desember 1948 pukul 00.00 waktu Jakarta tidak lagi merasa terikat oleh perjanjian Renville yang sebenarnya telah begitu menguntungkan pihaknya. Pada tanggal 19 Desember 1948 sekitar pukul 05.30 Lapangan terbang Maguwo dibom oleh pesawat-pesawat pembom Mitchel B-25 yang di ikuti penerjunan satu Batalyon pasukan baret Hijau yang ditugaskan untuk merebut lapangan terbang tersebut.



          Belanda mengerahkan sejumlah kurang lebih 135.600 orang tentara dengan perlengkapan modern berasal dari bantuan "Marshal Plan" Amerika Serikat.
          Tujuan agresi Belanda ke II itu adalah untuk menghancurkan segala potensi Republik atau melumpuhkannya.
          Untuk menghadapi taktik licik Belanda tersebut Panglima Besar Jenderal Sudirman mengeluarkan Instruksi Panglima Besar No. 1 sesuai perintah (Perintah Siasat No. 1) ter-sebut pasukan Siliwangi segera bergerak dari kedudukannya masing-masing, melaksanakan gerakan militer yang kemudian dikenal dengan nama "Long March Siliwangi ". (perjalanan Siliwangi dari Jawa Tengah kembali ke Jawa Barat).

          Dengan adanya perintah untuk bergerak kembali ke kampung halamannya yang sudah sekian lama di tinggalkan dan dirindukan maka disambut dengan penuh kegembiraan diselingi dengan rasa keharuan yang sangat mendalam sekali. Maka pada tahun 1948 bergeraklah si Anak Rantau Siliwangi ke tempat asalnya, menuju kampung halamannya.
          Rencana Long March Siliwangi telah disusun rapih dan sudah disalurkan berupa perintah hingga tingkat Batalyon dan disusun sebagai berikut :
1.          Brigade Sadikin menuju Jawa Barat sebelah utara.
2.          Brigade Syamsu menuju daerah Tasikmalaya, Garut dan Ciamis.
3.          Brigade Kusno Utomo menuju daerah Bandung, Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
4.          Batalyon Ahmad Wiranatakusumah bertugas sebagai pengawal staf divisi Siliwangi dan berangkat paling akhir.
 Namun karena keadaan medan Jawa Barat tidak mengijinkan akibat adanya pengacauan oleh apa yang menamakan dirinya Darul Islam Kartosuwiryo maka tujuan yang telah ditetapkan itu tak dapat dipertahankan.           Akibatnya Batalyon Sitorus kembali ke daerah Garut, Batalyon Ahmad Wiranatakusumah di Bandung Selatan, Batalyon Kemal Idris di daerah kabupaten Cianjur.

          Batalyon A.Kosasih ke daerah Sukabumi dan Bogor, Batalyon Rukman ke daerah Cirebon dan Kuningan, Batalyon Dharsono ke daerah Karawang, Batalyon Lucas ke daerah Cikampek, Batalyon Sudarman ke daerah Tasikmalaya Utara, Batalyon Nasuhi ke daerah Ciamis dan Batalyon Riva'i ke daerah Majalaya hingga perbatasan Garut. Pada umumnya Batalyon-Batalyon Siliwangi itu kembali ke daerah-daerah gerilya mereka sebelum hijrah.

          Dalam perjalanan pulang kembali ke kampung halamannya di Jawa Barat pasukan Siliwangi mendapatkan hambatan dari DI/TII Kartosuwiryo. Di Priangan Timur banyak prajurit Siliwangi yang jatuh dalam jebakan-jebakan pasukan DI/TII yang diracun dan disergap, untuk ditawan atau dibunuh setelah melalui penganiayaan yang tiada berperikemanusiaan.
sumber: http://www.kodam-slw.mil.id/

Kamis, 23 September 2010

SOEDIRMAN PANGLIMA BESAR YANG BERPRINSIP

SOEDIRMAN PANGLIMA BESAR YANG BERPRINSIP

Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, begitu kata pepatah. Kita teladani Pak Dirman, yang berprinsip, mencintai rakyat, bijak dan teguh.

Berprinsip.

" … perjuangan kita harus didasarkan pada kesucian," demikian yang disampaikan Pak Dirman dalam pidato pelantikan beliau menjadi Panglima Besar. Prinsip yang mencerminkan sikap jujur, adil, dan dapat dipercaya tersebut beliau pegang teguh dalam setiap tindakan yang beliau ambil. Misalnya saja, setelah menandatangani persetujuan gencatan senjata dengan Belanda, Jendral Sudirman menghormati semua aspek yang telah disetujui kedua belah pihak, walaupun perjanjian tersebut ternyata banyak merugikan negara Indonesia. Dengan prinsipnya tersebut, beliau juga menenangkan pasukannya untuk mengambil sikap bijaksana. Ternyata, pihak musuhlah yang lebih dulu melanggar gencatan senjata yang telah disepakati, dengan melaksanakan Agresi II.

Mencintai rakyat.

Kecintaan Pak Dirman pada Rakyat telah terbentuk jauh sebelum beliau menjadi pemimpin bangsa. Dengan pengetahuan, tenaga, kemampuan yang dimiliki, Soedirman muda yang waktu itu sudah menjadi tokoh masyarakat setempat berupaya membantu rakyat tidak hanya dalam bidang pendidikan (mengajar di sekolah rakyat), tapi juga dalam hal kepemimpinan (melalui organisasi pandu yang beliau pimpin), dan ekonomi (melalui kegiatan koperasi yang beliau rintis). Kecintaan pada rakyat terus berlanjut ketika beliau memasuki masa dinas ketentaraan. Jendral Soedirman sadar bahwa rakyat pada awal berdirinya Republik Indonesia banyak mengalami tekanan baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Beliau juga paham bahwa Tentara Republik Indonesia tidak bisa berjuang sendirian untuk membangun bangsa. Untuk itu Pak Dirman dan pasukan berjuang untuk dan bersama rakyat. Perjuangan rakyat yang pada awalnya cenderung terkotak-kotak berdasarkan idealisme dan kedaerahan dihimbau untuk bersatu melawan musuh yang ingin kembali bertakhta, sambil berupaya terus membangun bangsa walaupun dengan sarana yang terbatas.

Bijak.

Seperti layaknya seorang pemimpin besar, Pak Dirman terkenal sebagai sosok pemimpin yang bijak, baik dalam berkata-kata maupun dalam bertindak. Ketika Presiden Soekarno memerintahkan Jenderal Soedirman dan Pasukan untuk "mundur" sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Renville, sang jendral tidak langsung protes. Dengan saksama Jendral Soedirman memikirkan cara terbaik untuk menjalankan perintah tersebut tanpa mematahkan semangat anak buah yang mungkin saja merasa harga diri mereka terinjak-injak karena harus mundur. Kemudian, sang pemimpin besar memerintahkan anak buahnya dengan kata-kata yang bijak namun tegas untuk "hijrah" dari garis belakang pasukan Van Mook. Masa "hijrah" ini digunakan Jendral Besar Soedirman dan pasukannya untuk membangun strategi dan menyusun kekuatan yang lebih besar.

Teguh.

Keteguhan hati Pak Dirman sudah terlihat sejak masa beliau aktif di kepanduan. Pada suat kegiatan kepanduan di padang terbuka di daerah pegunungan, banyak peserta yang menyerah pada hawa dingin dan bergegas pulang. Tidak demikian dengan Soedirman muda yang teguh bertahan di medan yang dingin untuk menyelesaikan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Keteguhan ini juga diperlihatkan beliau pada masa bergerilya. Walaupun kondisi fisik lemah, Jenderal Soedirman tetap teguh mendampingi pasukannya di lapangan untuk menyusun kekuatan mengusir musuh. Keteguhan ini merupakan salah satu kualitas yang membuat berbagai pihak hormat dan percaya kepada pemimpin bangsa yang satu ini. Perjuangan Jenderal Soedirman menunjukkan bahwa prinsip, kecintaan pada rakyat, sikap bijak, dan keteguhan hati yang senantiasa dilandaskan pada niat yang suci merupakan landasan penting dalam bertindak.

Tetaplah seperti apa yang di amanatkan Jendral Besar Soedirman Putra-Putri INDONESIA !
Tak Hanya Diam !!!
sumber : http://www.tniad.mil.id/1artikel.php?pil=19&dn=20090821121838

BEASISWA TNI

http://www.tni.mil.id/beasiswatni.html

ayoh semangat-semangat putra-putri terbaik INDONESIA..
jadilah abdi negara dan pelindung rakyat INDONESIA seperti pesan Jendral Besar Soedirman...

Unsoed Mewisuda 1752 Mahasiswa

Selasa dan Rabu, tanggal 21 dan 22 September 2010, Universitas Jenderal Soedirman akan menyelenggarakan Acara Wisuda pada “RAPAT SENAT TERBUKA DALAM RANGKA WISUDA PASCASARJANA KE-30, PROFESI KE-13, SARJANA KE-98 DAN  DIPLOMA KE-77”. 
 Rektor, Prof.EDY YUWONO, Ph.D selama dua hari mewisuda 1752 mahasiswa yang terdiri dari berbagai program seperti  Program Pascasarjana sebanyak 126 orang, Program Profesi 62 orang, Program Sarjana sebanyak 1019 orang, dan Program Diploma  sebanyak 531 orang.
Selasa, tanggal 21 September 2010 Rektor Prof.Edy Yuwono, Ph.D mewisuda 909 mahasiswa terdiri dari : Mahasiswa Pascasarjana 126 orang, S1 Pertanian 114 orang, D3 Agribisnis 22 orang, S1 Biologi 29 orang, D3 Pengeolaan Sumber Daya Perikanan 11 orang, Profesi Akuntansi 14 orang, S1 Ekonomi Reguler 133 orang, S1 Ekonomi Non Reguler 105 orang, D3 Administrasi Keuangan 131 orang, D3 Kesekretariatan 45 orang, D3 Akuntansi 157 orang, dan D3 Bisnis Internasional 18 orang.
Sedang hari Rabu, tanggal 22 September 2010, Rektor mewisuda 843 orang terdiri dari  mahasiswa S1 Peternakan 68 orang, D3 PTUP 14 orang, S1 Hukum Reguler 106 orang, dan S1 Hukum Non Reguler 28 orang. S1 ISIP Reguler  165 orang, S1 ISIP Non Reguler 7 orang, D3 Bahasa Inggris 102 orang, D3 Mandarin 11 orang, Profesi Dokter 13 orang, Profesi Ners 49 orang, S1 FKIK Kedokteran 32 orang, S1 FKIK Kesehatan Masyarakat 36 orang, S1 FKIK Keperawatan 37 orang, S1 FKIK Farmasi 29 orang, S1 FST MIPA 53 orang, S1 FST. Teknik 38 orang, dan S1 FST Perikanan dan Kelautan 15 orang.
Sembilan orang mahasiswa lulusan terbaik di masing-masing Fakultas dan Program Pascasarjana, yaitu : SIGIT PRIYAMBODO, S.Pt,MP. (Program Pascasarjana), PIRDAUS SABANA, SP. (S1 Fakultas Pertanian), FERISKA NEVIASARI, A.Md (D3 Perenc. Sumber Daya Lahan), EVI TYAS FATIANA, S.Si (Fakultas Biologi), DEWI RITANUR KOMALASARI, A.Md. (D3 Peng Sumber Daya Perikanan), SUHARAMNI MUTIASARI, S.E.,Ak. (Profesi Akuntansi), HILMI RISYANTO,S.E. (Fakultas Ekonomi), RAGIL TRISIANAWATI, A.Md. (D3 Ekonomi-Adm Keuangan), META MELMI, S.Pt (Fakultas Peternakan), RESTU SETIAWAN,A.Md (D3-PTUP), DENY WIBOWO, S.H. (Fakultas Hukum), NATHALIA DHYAN K, S.Sos (Fakultas ISIP), SRI JULIATI, A.Md (D3 Bahasa Mandarin-FISIP), APRIYANTO, S.Kep,Ns (Profesi-Nersr), GINA YUNISRINA, S.Ked (S1 FKIK-Kedokteran), dan ANGGUN PAMBUDI,S.Si  (Fakultas Sains dan Teknik)
   Pada wisuda kali ini, Wisudawan yang memperoleh predikat Dengan Pujian (Cum Laude) sebanyak 81 orang terdiri dari  Program Pascasarjana sebanyak 9 orang,  Program Sarjana 50 orang, dan Program Profesi sebanyak 6 orang.
Wisudawan Program Pascasarjana (S2) yang memperoleh predikat Lulus Tercepat adalah  EKANINGTYAS WIDIASTUTI, S.E, M.Si. dari Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, dengan masa studi 1 th 9 bulan, dan wisudawan dengan Predikat IPK Tertinggi adalah AGUNG BUDIANTORO, S.Si, M.Si. dari Program Pascasarjana Biologi dengan IPK 3,96.


Wisudawan Program Profesi dengan Predikat IPK Tertinggi adalah APRIYANTO, S.Kep.,Ns dari Program Profesi Ners dengan IPK 3,68.

Wisudawan Program Sarjana (S1) dengan predikat Lulus Tercepat adalah ANGGUN PAMBUDI, S.Si, dari Fak. Sains dan Teknik Jurusan MIPA-Kimia dengan masa studi 4 th 0 bln yang juga merupakan wisudawan S1 dengan Predikat IPK Tertinggi dengan IPK 3,82.
Wisudawan Program Diploma Tiga (D3) yang memperoleh  predikat Lulus Tercepat adalah SATYALANDUNG SUSILONINGRUM, A.Md. dari Fak. Ekonomi D3 Bisnis Internasional dengan masa studi 2 tahun 8 bulan dan wisudawan Program D3 yang memperoleh Predikat IPK Tertinggi adalah SRI JULIATI, A.Md dengan IPK 3,81.
Acara wisuda yang diselenggarakan di Gedung Sumardjito ini dihadiri oleh segenap anggota senat universitas dan para orang tua serta keluarga para wisudawan. /**

sumber : http://www.unsoed.ac.id/cmsunsoed/detail/cat/dnmcid/id1d/1/id2d/450/universitas-jenderal-soedirman-mewisuda-1752-mahasiswa

Tasyakuran Dies Natalis ke-57 UNSOED

Rabu, 22 September 2010 Pukul 19.00 di Gedung Rektorat Lantai II, dilaksanakan Tasyakuran dalam rangka Dies Natalis Ke-47 Unsoed yang ditandai pemotongan tumpeng oleh Rektor Unsoed Prof. Edy Yuwono, Ph.D. 

Rektor Unsoed mengatakan bahwa dalam usianya yang ke-47, Unsoed sudah tidak bisa lagi dibilang muda, akan tetapi juga belum bisa dikatakan tua.  Prof. Edy juga mengatakan bahwa Unsoed akan menuju World Class Civic University yaitu Unsoed akan tetap menjadi Universitas milik masyarakat dan berkelas dunia, sebagaimana tujuannya didirikan pada Tanggal 23 September 2010 adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang pendidikan untuk masyarakat Banyumas dan sekitarnya.
Dalam acara yang dihadiri oleh Anggota Senat Universitas, Para Pembantu Rektor, Dekan, dan para pejabat di lingkungan Unsoed ini, Prof. Edy Yuwono menyerahkan potongan tumpeng kepada Prof. Kamio, sebagai keluarga Unsoed yang mengabdi paling lama dan masih aktif.

sumber : http://www.unsoed.ac.id/cmsunsoed/detail/cat/dnmcid/id1d/1/id2d/451/tasyakuran-dies-natalis-ke-47-unsoed

Salam Perkenalan

Sebelumnya saya mungkin tidak akan tertarik membuat dan hanya akan menjadi pembaca sebuah blog saja..
sampai di kuliah Analisis dan Desain Sistem Akuntansi saya diharuskan untuk mempunyai sebuah blog..
jujur saja,ini blog ke-2 saya sebenarnya,namun sayang blog pertama saya sudah hilang atau memang saya yang lupa,entahlah..
yah,namanya juga seorang yang baru dan masih (asing) dengan semua ini (baca : Nge-Blog)hehehe,jadi ya saya meminta maaf yang sebesar-besarnya.. dan marilah kita mulai menjadi seorang AKTIVIS BLOG.
ingat jangan hanya diam apabila melihat penindasan,,stop ketidak adilan !
Tak Hanya Diam !!!

Beda system akuntansi manual dengan system akuntansi komputer

Sampai saat ini masih banyak akuntan yang menggunakan komputer tetap mempertahankan prosedur-prosedur akuntansi manual. Akibatnya proses akuntansi tetap menjadi hal yang membosankan. Banyak mereka yang menggunakan komputer hanya sebagai pengganti mesin tik. Akuntansi semacam ini belumlah dapat dikatakan sistem akuntansi komputer.
Karakteristik Akuntansi System Manual
  • Berfungsi sebagai filter
  • Pemakai informasi akuntansi hanya dapat memanfaatkan informasi akuntansi setelah fungsi akuntansi menyajikan Laporan Keuangan kepada pemakai laporan
  • Berdimensi tunggal
  • Data akuntansi dicatat dalam buku besar dan buku pembantu dan buku catatan ini dijaga dengan ketat di satu tempat
  • Meninggalkan jejak audit yang mudah diperiksa kembali
  • Proses pengolahan data akuntansi banyak melibatkan manusia
  • Pengendalian terhadap personal dilaksanakan melalui pemberlakuan banyak aturan dan penggunaan jenjang organisasi
Karakteristik Akuntansi Sistem Akuntansi Komputer
  • Menghasilkan buku besar yang berfungsi sebagai gudang data
  • Pemakai informatika akuntansi terdapat memanfaatkan informasi akuntansi dengan akses secara langsung ke shared database
  • Menghasilkan informasi dan Laporan keuangan multidimensi
  • Data akunting dicatat dalam buku besar dan buku pembantu yang di selenggarakan secara elektronik dalam bentuk shared database
  • Informasi dapat ditampilkan secara visual screen maunpun print-out.
  • Sangat mengandalkan pada berfungsinya kapabilitas perangkat keras dan perangkat lunak
  • Jejak audit dalam sistem informasi akuntansi komputer menjadi tidak terlihat
  • Mengurangi keterlibatan manusia
  • Mengubah kekeliruan yang bersifat acak kekeliruan yang bersistem
  • Rentan tehadap akses tanpa izin
  • Menimbulkan risiko kehilangan data
  • Menuntut pengintegrasian fungsi
  • Menghilangkan sistem otorisasi tradisional
  • Menuntut pengetahuan pekerja untuk menjalankan
Sumber : MukhlizulHamdi, SE, MSi, Ak
Sumber artikel : http://zulidamel.wordpress.com/2008/03/13/beda-system-akuntansi-manuan-dgn-system-akuntansi-komputer/